일요일, 12월 22, 2024
기타제품Akademi: Dari Etimologi Hingga Drama Abad Pertengahan

Akademi: Dari Etimologi Hingga Drama Abad Pertengahan

Akademi: Dari Etimologi Hingga Drama Abad Pertengahan

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata akademi? Tempat serius penuh orang pintar? Atau ruang penuh mahasiswa yang mengutuk dosen killer? Jangan salah, sebelum jadi tempat kunjungi mencari IPK 4.0 (atau 2.0, kalau malas), akademi punya sejarah panjang dan seru, loh! Yuk, kita bahas dari etimologi hingga drama institusi kuno di Abad Pertengahan.

Etimologi: Akademi Itu Apa Sih?

Sebelum Anda berpikir bahwa akademi adalah tempat Anda belajar untuk menghindari semester tambahan, mari kita kupas asal katanya. Kata “akademi” berasal dari bahasa Yunani Akadēmeia, yang diambil dari nama taman legendaris di Athena. Taman ini dulunya milik seorang pahlawan bernama Akademos. Tapi tunggu, apa Akademos juga mengelola kantin? Sayangnya tidak.

Taman ini jadi terkenal karena seorang filsuf keren, Socrates, sering nongkrong di sana sambil berbagi teori dan logika. Dalam konteks modern, bayangkan taman ini seperti tempat Anda diskusi serius sambil ngopi—minus Wi-Fi dan sambungan listrik.

Asal Usul: Akademi Socrates Sampai Drama Institusi Kuno

Akademi pertama ini didirikan oleh Plato pada sekitar 387 SM. Taman Akademos berubah jadi pusat belajar paling hits di Yunani. Mau belajar filsafat, matematika, atau “cara debat menang di tongkrongan,” di sini tempatnya.

Tapi jangan bayangkan akademi ini kayak universitas sekarang. Tidak ada aula besar atau seragam toga. Mahasiswa di zaman itu belajar di luar ruangan, dikelilingi pohon rindang. Asri banget, ya? Yang kurang cuma colokan buat ngecas laptop.

Sayangnya, institusi kuno seperti ini tidak selalu berjalan mulus. Seiring waktu, banyak akademi yang bubar jalan karena perang, politik, atau bahkan gosip-gosip murahan.

Abad Pertengahan: Akademi atau Zona Perang?

Ketika memasuki Abad Pertengahan, konsep akademi mengalami evolusi. Pada masa ini, akademi berubah jadi tempat orang-orang gereja dan bangsawan belajar. Tapi jangan kira ini murni belajar. Akademi di Abad Pertengahan lebih mirip “battle royale” intelektual.

Para cendekiawan suka banget debat teologis dan filsafat. Kadang-kadang, debat mereka seru banget sampai-sampai lupa makan siang. Dan Anda tahu apa yang lebih lucu? Banyak dari perdebatan ini berakhir dengan kesimpulan bahwa “semuanya adalah misteri Tuhan.”

Institusi kuno ini juga sering diwarnai drama politik. Raja-raja Eropa kerap menggunakan akademi untuk mendukung kekuasaan mereka. Kalau akademi di masa itu punya media sosial, mungkin timeline-nya penuh perang tweet antar universitas.

Akademi Modern: Serius Tapi Masih Ada Drama

Sekarang, konsep akademi sudah berevolusi jadi universitas, lembaga penelitian, atau bahkan kursus online. Tapi kalau dilihat-lihat, drama di akademi zaman dulu ternyata nggak jauh beda dengan sekarang: ada yang sibuk belajar, ada yang sibuk debat, dan ada juga yang sibuk “mengamankan” IPK di akhir semester.

Dari etimologi hingga sejarah institusi kuno di Abad Pertengahan, satu hal yang pasti: akademi selalu menjadi pusat ilmu, inspirasi, dan tentu saja, drama. Jadi, kapan terakhir kali Anda ikut debat intelektual di akademi Anda? Atau malah sibuk drama grup WhatsApp?

관련글
- Advertisment -spot_img

인기글