토요일, 7월 27, 2024
기타제품Kucing Pernah Dianggap sebagai Simbol Hal Buruk, Ini Penyebabnya

Kucing Pernah Dianggap sebagai Simbol Hal Buruk, Ini Penyebabnya

Kucing merupakan tidak benar satu tipe binatang yang mempunyai banyak fans dan banyak dipelihara. Kendati demikian, terhadap abad pertengahan banyak yang mempercayai bahwa kucing merupakan lambang dari hal buruk riauchannel.com. Hal selanjutnya disebabkan karena kucing sering dikaitkan dengan penyihir lebih-lebih setan yang memicu kekuatiran tersendiri.

Asal Usul Kucing Dianggap Simbol Hal Buruk


Pada abad pertengahan, kucing sering diakui sebagai lambang dari hal buruk karena gereja terhadap abad selanjutnya sering mengasosiasikan kucing dengan kejahatan layaknya yang ditulis.

Akibat sering diasosiasikan dengan setan, kucing sering kali disiksa dan dibunuh dengan tujuan untuk menangkal nasib buruk. Hewan ini termasuk dikutuk oleh Paus dan dibantai oleh seluruh desa yang memicu kucing terlalu tidak dihargai.

 Dewi yang menguasai sihir dan bulan, diekspresikan mempunyai kucing peliharaannya. Kucing termasuk diakui sebagai makhluk supernatural yang menunjang penyihir dalam cerita rakyat Eropa.

Dekrit selanjutnya menandai dimulainya inkuisisi dan perburuan bidat dan atau penyihir yang disetujui gereja. Awalnya itu dirancang untuk menghancurkan kultus Luciferian yang tumbuh di Jerman, tetapi dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa.” tambahnya.

“Kasih sayang antara manusia dan hewan oleh karena itu mulai dicermati sebagai ‘jahat’, atau setan, dan wanita tua dengan kucingnya jadi tersangka,” imbuhnya.

Tapi bukan hanya jalinan yang mereka membuat antara penyihir, kucing, dan iblis yang ditakuti orang Kristen awal: mereka termasuk memandang keduanya sebagai ancaman.

“Kucing, layaknya wanita yang dituduh melakukan sihir, cenderung tunjukkan rasa tidak hormat yang sehat terhadap otoritas. Mereka tidak menjilat, layaknya anjing, lebih-lebih terhadap yang tidak layak. Di gereja, baik wanita mandiri, maupun hewan mandiri, tidak boleh ditoleransi.

Hubungan kucing dan penyihir pun menyempit jadi hanya kucing hitam di Eropa abad pertengahan. Namun, dikatakan oleh Fallingstar bahwa tidak diketahui secara memahami mengapa hal selanjutnya terjadi. Hingga kala ini tetap terkandung banyak kepercayaan yang beranggap kucing hitam sebagai lambang hal buruk. Gagasan ini berlanjut hingga Renaisans, saat seekor kucing hitam melintasi jalan Anda kemungkinan mengindikasikan bahwa seorang penyihir sudah mengirim familiarnya untuk menyakiti Anda.

Kucing Dihormati di Beberapa Budaya

Compora memberikan inspirasi bahwa kucing hitam adalah nasib buruk tidak universal. Bahkan, di beberapa budaya percaya bahwa kucing hitam mempunyai keberuntungan. Peradaban Mesir kuno beranggap kucing sebagai lambang tidak benar satu dewa-dewi. Dewi kucing Bastet memicu kucing dihormati di Mesir kuno. Ketika mereka melakukan perjalanan ke kota suci Bubastis untuk merayakan festival, mereka beserta kucing-kucingnya terlalu dihargai.

Bahkan terhadap th. 525 SM, tentara Mesir di Pelusium menyerah kepada bangsa Persia karena mereka sudah mengecat gambar Bastet di perisai dan juga mempunyai kucing-kucing dan hewan lain di depan tembok kota.

Orang Mesir kuno beranggap bahwa mereka lebih baik menyerah daripada membahayakan kucing-kucing tersebut. Tindakan selanjutnya memicu kami memahami bagaimana kucing terlalu dihargai terhadap peradaban tersebut.

Sementara, di peradaban Yunani dan Romawi kuno, kucing tidak hingga jadi lambang dewa-dewi tetapi mereka tetap dihargai. Keunggulan kucing sebagai pengendali hama jadi alasan hewan ini dihargai di peradaban Yunani dan Romawi kuno.

Orang Mesir kuno lebih-lebih melarang praktek ekspor kucing dan mengancam hukuman mati bagi yang kedapatan mempunyai nampak hewan ini. Namun, pengelakan terhadap hukum ini tetap berjalan karena kucing diangkut dari Mesir ke Yunani, Romawi dan Eropa Utara, dicurigai ditunaikan oleh orang Fenisia.

관련글
- Advertisment -spot_img

인기글